
Cilegon – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Banten Bersatu menyoroti berbagai persoalan yang terjadi di Kota Cilegon di bawah kepemimpinan Wali Kota Helldy Agustian.
Berbagai kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat serta tata kelola pemerintahan yang buruk membuat kota ini berada di ambang krisis, pada jum’at (7/02).
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Banten Bersatu wilayah Cilegon, yang terdiri dari enam perguruan tinggi, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Walikota dan DPRD Cilegon.
Mereka mengevaluasi sejumlah isu, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga infrastruktur di masa kepemimpinan Walikota Helldy Agustian.
Berdasarkan issue yang terjadi di kota Cilegon, Kota Cilegon tengah mengalami defisit anggaran yang melejit, mengakibatkan dampak serius terhadap layanan publik, termasuk pembayaran tenaga honorer yang hingga kini belum terealisasi.
Situasi ini kian mempertegas bahwa kepemimpinan Helldy tidak layak untuk terus memimpin Kota Cilegon.
Sekretaris Jenderal BEM Banten Bersatu, Geri Wijaya, menegaskan bahwa kebijakan anggaran yang buruk telah merugikan banyak pihak, terutama tenaga honorer yang menggantungkan hidupnya pada gaji yang seharusnya mereka terima tepat waktu.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi tenaga honorer di Cilegon yang belum menerima hak mereka akibat kebijakan anggaran yang amburadul. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap masyarakat dan bukti ketidakmampuan Helldy dalam mengelola keuangan daerah. Bagaimana mungkin seorang pemimpin membiarkan rakyatnya menderita akibat kebijakan yang tidak berpihak kepada mereka?,” tegas Geri Wijaya.
Selain itu, ketidakmampuan Helldy dalam mengatasi defisit anggaran justru memperburuk situasi ekonomi daerah. Kota yang seharusnya maju dengan berbagai potensi industri malah menghadapi krisis yang mengkhawatirkan.
Bersamaan dengan sekjend Geri Koordinator Bem Banten Bersatu, Bagas Yulianto mengecam pada Helldy agustian bahwa tata kelola pemerintahan kota Cilegon seharusnya jadi lebih baik sesuai seperti bagaimana freming media terhadap Helldy tentang segala apresiasi kinerjanya.
“Defisit anggaran yang terjadi di Kota Cilegon tidak seharusnya menjadi alasan untuk menelantarkan hak-hak tenaga honorer. Pemerintah harus lebih bijak dalam mengelola anggaran dan memastikan kesejahteraan para tenaga pendidik,” tutur Bagas Yulianto.
Korwil BEM Banten Bersatu, Eko Setiawan menuntut agar Pemerintah Kota Cilegon segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini.
Bersamaan dengan aksi siang tadi koordinator wilayah Cilegon bem banten menuntut beberapa tuntutan :
1. Tuntaskan defisit anggaran Pemerintah Kota Cilegon.
2. Usut tuntas kasus korupsi di Kota Cilegon.
3. Selesaikan hak pegawai honorer.
4. Ciptakan Lapangan Pekerjaan untuk Putra dan Putri Daerah.
5. Wujudkan Pendidikan Inklusif, Merata, Ilmiah,Demokratis dan Berkualitas.
6. Tingkatkan Kualitas Sarana Prasrana Umum.
7. Pantau dan Perhatikan Daerah yang Penuh dengan Polusi.
“Berikut adalah tuntutan yang kami sampaikan dengan lantang, apabila tuntutan tuntutan tersebut tidak di-Indahkan oleh Pemerintah Kota Cilegon maka kami BEM Banten Bersatu Wilayah Kota Cilegon akan kembali lagi dengan tensi yang lebih tinggi dan eskalasi massa yang lebih besar,” tegas Eko Setiawan pada saat pembacaan rilis.