Harta Pilar Saga Ichsan Tembus Rp32 Miliar, Ditengah Isu Transparansi Anggaran Pemkot Tangsel

Tangerang Selatan – Setelah jam Rolex milik Walikota Tangsel yang diduga tidak dilaporkan ke LHKPN, kini merembet ke Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Pilar Saga Ichsan, karena, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2024 menunjukkan angka yang fantastis.
Data yang diumumkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 17 Januari 2025 itu mencatat aset terbesar Pilar berasal dari tanah dan bangunan senilai Rp33,19 miliar yang tersebar di Serang, Bandung Barat, dan Tangsel.
Selain properti, Pilar juga melaporkan kepemilikan kendaraan mewah berupa Toyota Alphard (2017), Mitsubishi Pajero Sport (2019), serta Harley Davidson (2012) dengan total Rp1,43 miliar. Ia masih menambahkan harta bergerak lainnya Rp2,87 miliar, kas Rp372 juta, serta surat berharga Rp40 juta.
Meski tercatat memiliki utang Rp5,84 miliar, kekayaan bersih Pilar tetap menembus Rp32,06 miliar.
Sorotan terhadap kekayaan Pilar muncul beriringan dengan klarifikasi Pemkot Tangsel terkait Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 2024. Klarifikasi itu dilakukan setelah kritik aktris Leony Vitria Hartanti viral di media sosial.
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, menyampaikan penjelasan resmi di rumah dinasnya, Rabu (23/9/2025), didampingi Pilar, Sekretaris Daerah, serta sejumlah pejabat OPD.
Benyamin merinci beberapa pos anggaran yang ramai dipertanyakan publik, seperti suvenir Rp20,48 miliar, konsumsi rapat Rp60 miliar, dan perjalanan dinas Rp117 miliar. Ia menegaskan bahwa seluruh realisasi anggaran tersebut diaudit oleh BPK dan telah mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
“LKPD ini bentuk transparansi. Pemkot Tangsel menghargai partisipasi masyarakat dalam mengawasi keuangan daerah, dan kami berkomitmen memberikan penjelasan yang faktual, transparan, dan akuntabel,” ujar Benyamin.
Kritik Leony dan Respon Publik
Sebelumnya, Leony mengunggah potongan LKPD 2024 setebal 520 halaman ke akun Instagram @leonyvh. Ia menyoroti belanja konsumsi Rp77,97 miliar, pakaian Rp3,73 miliar, serta perjalanan dinas Rp117 miliar.
“Nah ini mungkin soalnya yang lebih penting buat dibiayain, perjalanan dinas mereka gaes sampe Rp117 miliar. Jadi kalau kaya gini nih pajak dari rakyat untuk rakyat enggak ya?,” tulis Leony.
Unggahan itu viral dengan puluhan ribu interaksi. Banyak warganet mempertanyakan efektivitas belanja daerah, bahkan mendorong Leony untuk terjun ke politik lokal.
Pilar Jadi Simbol Pertanyaan Publik
Keberadaan Pilar di samping wali kota saat klarifikasi justru memperkuat sorotan. Publik melihat, di tengah anggaran daerah yang dinilai “boros”, pejabat daerahnya justru melaporkan kekayaan pribadi yang fantastis.
“Wajar rakyat bertanya, kenapa wakil wali kota bisa punya aset Rp32 miliar, tapi jalanan rusak dan pelayanan publik masih minim?,” kata Andi Maulana ketua Umum Sarekat Mahasiswa Demokratik (SMD) Tangsel.
Menurutnya, bahwa kota yang selalu jadi langganan paling informatif justru terlihat bingung ketika ditanyakan mengenai anggaran dan sumber kekayaan.
“Katanya kota paling informatif, tapi transparansi anggarannya cuma setengah-setengah. Harta pejabatnya jelas, tapi rakyat masih bingung uang pajaknya lari kemana,” ucapnya.
Dengan sorotan pada kekayaan Pilar dan kritik publik atas penggunaan anggaran, isu transparansi di Tangsel kini menjadi taruhan serius.
“Publik menuntut agar keterbukaan tidak berhenti di atas kertas, melainkan benar-benar menjawab pertanyaan mendasar: apakah kekuasaan dan anggaran yang dikelola pemerintah kota benar-benar untuk rakyat, atau hanya untuk mengukuhkan elitnya,” tutupnya.