
Sabba.id.- Serang, Hujan berintensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kota Serang dan Kabupaten Serang pada 17–19 Desember 2025 berdampak pada peningkatan debit Sungai Cibanten. Kondisi tersebut memicu terjadinya abrasi di sejumlah titik Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibanten.
Abrasi tersebut ditemukan Komunitas Peduli Sungai Banten saat melakukan penyisiran wilayah DAS Cibanten menggunakan dua unit perahu dengan melibatkan 13 personel. Penyisiran dimulai dari Jembatan Kidengan, Unyur, Kota Serang, dan berakhir di Bendungan Kenari, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, pada Minggu (21/12/2025).
Ketua Komunitas Peduli Sungai Banten, Lulu Jamaludin, menjelaskan bahwa abrasi merupakan dampak dari kondisi hidrologi yang dipengaruhi curah hujan tinggi dalam beberapa hari berturut-turut, sehingga menyebabkan volume dan kecepatan aliran Sungai Cibanten meningkat.
“Curah hujan yang tinggi membuat debit sungai bertambah. Aliran air menjadi lebih deras dibandingkan kondisi normal dan berpengaruh terhadap bantaran sungai,” ujar Lulu.
Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang saling berkaitan dalam terjadinya abrasi di DAS Cibanten. Faktor pertama adalah peningkatan debit air yang memberikan tekanan besar pada tebing sungai. Faktor kedua, kecepatan arus yang tinggi, yang berpotensi mengikis bantaran, terutama di titik-titik tanpa penguatan struktur.
Selain itu, kondisi tanah bantaran yang jenuh air akibat hujan berkepanjangan menyebabkan daya ikat tanah melemah. Faktor lainnya adalah sedimentasi dan material kiriman, termasuk sampah, yang membuat alur sungai menyempit dan memengaruhi pola aliran air.
“Ketika alur sungai menyempit, arus menjadi lebih cepat dan tidak merata, sehingga berpotensi menggerus sisi sungai,” jelasnya.
Faktor berikutnya adalah minimnya vegetasi di beberapa bagian bantaran sungai. Vegetasi berfungsi sebagai penahan alami tanah, sehingga ketika jumlahnya berkurang, bantaran menjadi lebih rentan terhadap abrasi.
Lulu menambahkan, kondisi ini merupakan dinamika alam sungai yang perlu diantisipasi melalui pengelolaan DAS secara menyeluruh dan berkelanjutan, termasuk penguatan bantaran, pengendalian sampah, serta pelestarian vegetasi di sepanjang sungai.
“Temuan ini menjadi bahan evaluasi bersama agar ke depan pengelolaan sungai semakin baik dan dampak abrasi dapat diminimalkan,” pungkasnya.