KomunitasLebakRuang Tokoh

KUMALA : Lebih dari Organisasi, Ini Jalan Pulang Bagi Kader yang Tak Lupa Asal

Lebak – Di tengah derasnya arus modernitas, sering kali kita dibuat lupa dari mana kita berasal. Lupa bahwa kita pernah tumbuh dari tanah yang sederhana, dengan harapan-harapan besar yang digantungkan pada pundak anak-anak mudanya.

Tapi KUMALA hadir tidak hanya sebagai organisasi, tapi sebagai pengingat bahwa menjadi kader adalah tentang kembali pada akar, tentang tidak lupa pulang.
Keluarga Mahasiswa Lebak (KUMALA) bukan organisasi yang lahir dari kesenangan mahasiswa nongkrong di warung kopi, apalagi sekadar ruang kumpul saat libur semester. Ia lahir dari keresahan. Dari keberanian. Dari pikiran jernih sekelompok mahasiswa Lebak di tahun 1965 yang menyadari bahwa pendidikan tanpa pengabdian adalah kosong.

Advertisement Space

Di antara para pendirinya, nama Kakanda Uwes Qorny tercatat sebagai sosok penting yang membawa api perjuangan itu. Beliau ini bukan hanya hadir sebagai tokoh intelektual, tapi juga simbol keberanian dalam menyuarakan aspirasi. Kiprahnya dalam memperjuangkan nilai-nilai idealisme di ruang-ruang publik menjadikan namanya harum sebagai teladan. Hari ini, sosok beliau menjadi inspirasi bahwa kader KUMALA harus siap berdiri tegak meski angin politik berhembus kencang, dan suara perubahan sering kali dihadapkan pada tantangan.

Saya percaya, siapa pun yang pernah masuk KUMALA dengan hati, akan berubah cara pandangnya. Kita tak lagi sekadar mengejar IPK, beasiswa, atau sertifikat. Kita mulai bertanya: Apa arti kehadiran saya sebagai mahasiswa bagi tanah kelahiran saya?
Latihan Kepemimpinan, diskusi intelektual, hingga aksi sosial yang digerakkan KUMALA, bukanlah seremonial. Itu cara organisasi ini mengasah nalar kritis, nurani sosial, dan kesadaran historis kita sebagai kader. Karena sejatinya, kader KUMALA tidak cukup hanya cerdas ia harus peduli, hadir, dan berani.
Kini, sebagai bagian dari KUMALA Perwakilan Serang, saya merasa memiliki tanggung jawab moral.

Advertisement Space

Bahwa generasi hari ini bukan sekadar mewarisi nama besar KUMALA, tapi juga nilai-nilai perjuangan yang ditanamkan para pendiri. Kita bukan hanya anak kampus kita adalah bagian dari sejarah daerah ini. Kita adalah generasi yang kelak akan dikenang: apakah kita ikut membangun, atau hanya menonton.

Menjadi kader KUMALA adalah pilihan jalan pulang pada cita-cita, pada jati diri, dan pada tanggung jawab untuk ikut membangun Lebak dan Banten dengan cara kita: dengan ilmu, aksi, dan dedikasi.

Oleh : Riko Roland, Kader KUMALA Perwakilan Serang.

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Wett

Matiin Adblock Bro!