Iman Hermawan Sastra: Menentang Budaya Feodalisme didunia Pendidikan
Pendidikan yang ideal berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 dalam pasal 4 ayat 1 adalah demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Pendidikan dapat menghantarkan setiap individu didalamnya dapat bebas mengekspresikan pemikiran dalam dirinya, biarkan setiap potensi yang ada dalam diri setiap individu itu terus berkembang diekspresikan dalam sebuah kelembagaan yang bernama sekolah.
Jangan sampai budaya feodalisme membatasi potensi itu, dengan dalih kesopanan, padahal dalam prakteknya seringkali orang yang tidak memiliki argumentasi yang kuat kemudian menggunakan definisi adab sebagai senjata untuk mempertahankan dan meneguhkan dirinya sebagai orang yang tidak bisa dibantah dan mempertahankan status quo, ruang-ruang kelas menjadi praktek doktrinasi feodalisme, mengurung pemikiran siswa bahwa segala sesuatu yang dikatakan guru adalah sebuah kebenaran dan tidak bisa dibantah sama sekali, berbeda argumen dengan guru sama dengan tidak sopan.
Jika budaya Feodalisme terus dipertahankan maka potensi dalam setiap diri siswa sulit untuk diekspresikan. Paulo Freire menyebut pendidikan seperti ini sebagai “pendidikan sistem bank”, dimana guru sebagai nasabah yang akan mengisi, dan siswa adalah rekening kosong yang siap di isi. Pendidikan yang seharusnya memberikan ruang-ruang pengembangan diri siswa sebagai manusia yang bebas dan kritis, bukan menjauhkan siswa pada eksistensinya sebagai manusia.
Foedalisme didunia pendidikan bisa saja melahirkan siswa menjadi individu yang patuh dan penurut, akan tetapi mereka selalu takut untuk berpikir kritis, padahal perubahan dimulai dari berpikir kritis setiap keresahan yang selama ini dianggap baik-baik saja padahal syarat dengan hal-hal yang merugikan.
Gerakan feminisme sebagai contoh konkrit yang terjadi akibat keresahan seorang Kartini terhadap sesuatu sistem feodalisme yang mengekang seorang perempuan untuk setara dalam mendapatkan hak-haknya sebagai manusia. mempertanyakan sesuatu hal adalah penting, supaya pendidikan kita bukan melahirkan robot tapi manusia secara utuh.
Oleh : Iman Hermawan Sastra Khusuma, M.Pd
Akademisi
