Ruang TokohTerkini

Benarkan Foto di Bawah ini Foto Syekh Nawawi Albantani ?

Foto yang dianggap sebagai foto Syekh Nawawi ini pertama kali sampai di kampung Pesisir sekitar tahun 1970an. Waktu itu, Kiai Arbi bin Ahmad bin Arsyad Qashir yang tinggal di Kubang, Benggala sedang giat-giatnya tirakat di masjid Jami’ Annawawi bersama sepupunya, Kiai Syarbini bin Alwan bin Arsyad Qashir, Pandeglang.

Bagi Kiai Arbi dan Kiai Syarbini, Pesisir merupakan kampung yang penuh karomah dan memiliki nilai historis yang tinggi. Selain karena kakeknya lahir dan melanjutkan estafet perjuangan Syekh Nawawi di Pesisir, di kampung ini juga sepupu Kiai Arbi dan Kiai Syarbini, yakni Nyai Jamilah binti Asiyah binti Syekh Arsyad Qashir tinggal dan menempati rumah peninggalan Syekh Arsyad. Tidak heran jika sedang menjalankan tirakat, keduanya bisa betah tinggal berhari-hari bahkan berbulan-bulan di Pesisir, sampai suatu hari, Nyai Jamilah dipanggil menghadap Allah SWT.

Advertisement Space

Dengan wafatnya Nyai Jamilah, Kiai Arbi menyadari pentingnya mengenalkan sosok Syekh Arsyad Qashir yang merupakan santri sekaligus keponakan Syekh Nawawi agar keturunan-keturunan Syekh Arsyad tidak ‘kepaten obor’. Beliau kemudian memperbanyak foto Syekh Arsyad dan membagikannya sembari berpesan “Niki foto buyutira kabeh, Ki Arsyad. napik sampe diilang-ilangaken” (Ini foto buyut kalian, Syekh Arsyad Qashir, Jangan sampai hilang).

Oleh Kiai Arbi, Foto Syekh Arsyad Qashir yang dianggap sebagai foto Syekh Nawawi tersebut hanya diberikan kepada keturanan-keturunan Syekh Arsyad saja. Mereka adalah Nyai Naf binti Nyai Jamilah, Nyai Zuhroh binti Nyai Jamilah, H. Muhammad Toha bin Nyai Jamilah, dan H. Mansyur bin Kiai Syarbini.Bertahun-tahun foto Syekh Arsyad pemberian Kiai Arbi itu terpampang di rumah empat orang tersebut sebagai koleksi pribadi. Sampai akhirnya, sekitar tahun 1990an salah seorang pengelola tempat ziarah yang saat itu sedang akrab-akrabnya dengan Yai Juned (Suami Nyai Naf) bertamu ke rumah Nyai Naf dan memohon agar dipinjamkan foto Syekh Arsyad tersebut.

Entah bagaimana ceritanya, Yai Juned dan Nyai Naf akhirnya luluh dan mau meminjamkannya.Dari sini distorsi sejarah tentang foto Syekh Nawawi dimulai. Setelah dipinjami foto Syekh Arsyad, salah seorang pengelola tempat ziarah tersebut memfotocopy dan membuang bagian foto yang memuat istri Syekh Arsyad. Olehnya, foto Syekh Arsyad diberi huruf rajah dan dilabeli sebagai Foto Syekh Nawawi untuk kemudian diperbanyak dan dijual kepada para peziarah sebagai azimah (baca:Jimat). Bak kacang goreng, foto tersebut laris manis diserbu para peziarah dari berbagai penjuru di setiap haul Syekh Nawawi.Situasi ini juga benar-benar dimanfaatkan para pelaku bisnis poster untuk maraup keuntungan, mereka merestorasi foto tersebut, memproduksinya secara massal dan berlomba-lomba menjajakan dagangannya kepada para peziarah.

Lambat laun foto tersebut menyebar ke seluruh pelosok Nusantara dan sangat banyak yang meyakininya sebagai Syekh Nawawi Albantani.Ada pun foto yang menggambarkan Syekh Arsyad Qashir sedang memakai sorban yang dililitkan di kepala dan juga dianggap sebagai foto Syekh Nawawi merupakan salah satu lukisan Ki Alam. Seorang pelukis gaib yang tinggal di Cilegon dan sering tampil di acara mistis di televisi untuk diminta melukiskan sosok-sosok gaib di sekitar tempat syuting. Ia mengakui bahwa foto tersebut adalah lukisan karyanya saat saya berusaha mengonfirmasi foto tersebut melalui pesan instagram. Namun sayang, ketika saya meminta alamat Ki Alam untuk sekedar bersilaturahmi, ia tidak memberikannya dan mengungkapkan bahwa lukisannya tersebut hilang dicuri orang.

(Musawir, Tukang Kecrek Bait Nawawi)

Advertisement Space

Show More

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Wett

Matiin Adblock Bro!