Aliansi Remaja Kreatif (AREK): Issue Lingkungan Harus Terus di Gaungkan
SABBA.ID | Aliansi Remaja Kreatif (AREK) dibawah naungan Yayasan Pendidikan Hidayatul Mubtadi’ien (YAPIHIM) Munjul (29/01) mengadakan kunjungan diskusi ke Desa Menes dengan mengangkat tema “Gaya Hidup Minim Sampah dan Pemanfaatan Sampah Organik”
AREK adalah komunitas remaja yang diisi oleh kalangan siswa dan mahasiswa yang didominasi oleh remaja Kecamatan Munjul Pandeglang, yang aktif dalam dunia pendidikan dan juga lingkungan
Siti Nurhandini selaku ketua AREK berharap komunitas ini bisa membawa pengaruh positif terkhusus bagi orang-orang yang ada didalamnya dan umumnya untuk banyak orang, dan kebetulan kegiatan hari ini yaitu kunjungan diskusi ke Desa Menes yang dipandu langsung oleh Faisal Zamzami selaku Pemuda Pegiat Lingkungan Desa Menes.
Dalam kegiatan ini Siti Nurhandini berharap dapat memberi manfaat bagi dirinya dan komunitasnya.
“semoga melalui acara ini, anggota kami bisa menerima manfaatnya dan juga bisa mempraktekannya dirumah masing-masing” imbuh siti
Julaeha salah satu anggota AREK, penggagas acara diskusi dan juga sebagai anggota Kumandang Banten Komisariat UNTIRTA mengatakan bahwa issue lingkungan perlu digaungkan.
“Mengenai isu lingkungan harus betul-betul terus kita gaungkan, kalau kita diam saja dan tidak perduli terhadap lingkungan, ini termasuk kesalahan yang besar, dan sebetulnya kami mengkonsep acara ini untuk umum, dan alhamdulillah temen-temen dari Kumandang Banten Komisariat Untirta berkenan hadir membersamai” Ujar Julaeha
Faisal selaku pemantik dalam acara diskusi, yang juga sebagai sekretaris BPD Desa Menes, merasa bersyukur kedatangan tamu dari AREK yang berniat ingin berdiskusi bersama mengenai gaya hidup minim sampah (zero waste) dan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos.
“Pandeglang saat ini sangat minim dalam pengelolaan sampah, dari 480 ton sampah perharinya, yang sanggup diangkut ke TPA hanyak 30% saja, 70% sisanya seperti yang kita lihat, banyak tumpukan sampah dipinggir-pinggir jalan dan disungai, yang tidak sanggup diangkut ke TPA dan sebetulnya kalau sampah tidak dikelola secara baik dan hanya diangkut ke TPA lalu dibakar, itu sama saja hanya memindahkan masalah, persoalan ini betul-betul harus melibatkan banyak pihak (top-down) agar bisa teratasi, Pemerintah Daerah, Dinas terkait, Pegiat Lingkungan bahkan masyarakatpun harus benar benar bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan, artinya tingkat kesadaran kita masih rendah, mangkannya saya sering sampaikan ketemen-temen yang baru mulai menggeluti aktivitas dalam bidang lingkungan, jangan menunggu kebijakan pemerintah, tapi dimulai dari kitanya terlebih dahulu, sehingga begitu pemerintah melarang penggunaan pelastik sekali pakai, kita sudah lebih dulu belanja menggunakan shooping bag, atau selalu membawa tumbler kemanapun kita pergi (bottom-up).” Ujar Faisal menjelaskan.
Diakhir diskusi selanjutnya Komunitas Arek langsung mempraktekan pembuatan pupuk kompos organik, harapanya agar bisa diperaktekan dirumah masing-masing, untuk mengurangi penumpukan sampah organik
Motivsinya “barangsiapa yang mengerjakan bebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya” Q.S Al-Zalzalah : 7 (Isal/Red)