KomunitasPandeglangTerkini

Dinilai Merusak Lingkungan, IPDA Banten Protes Perkebunan Vanili Pandeglang

Pandeglang – Perkebunan vanili seluas 250 Hektar tepatnya di Kampung Reunghas, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang Kab Pandeglang menuai kecaman dari masyarakat. Hal tersebut akibat dampak lingkungan dari perkebunan vanili yang mengakibatkan banjir disertai lumpur yang sering terjadi di lingkungan masyarakat.

Cortis selaku Wakil Ketua ikatan pemuda desa Indonesia wilayah banten (IPDA BANTEN) menuturkan, setiap kerusakan lingkungan dengan dalih apapun tidak boleh dilakukan oleh setiap individu ataupun perusahaan, hal ini tidak boleh dibiarkan dan harus segera di tindak.

Advertisement Space

“Segala bentuk kerusakan lingkungan dengan dalih apapun ini semestinya tidak boleh dibiarkan, apalagi perusahaan yang seharusnya mensejahterakan kehidupan masyarakat sekitarnya, ini malah menyengsarakan masyarakat. Ini harus segera di tindak, Pemerintah Kabupaten Pandeglang harus segera turun tangan sebelum kerusakan ini tambah parah,” ucap Cortis.

Cortis juga menyoroti tentang perizinan perusahaan yang belum rampung, karena ketika perizinan belum selesai dan perusahaan sudah melakukan pembangunan maka ini akan mengakibatkan dampak yang negatif untuk lingkungan dan sosial masyarakat.

“Ini seharusnya menjadi pelajaran untuk pemerintah Kabupaten Pandeglang, jangan hanya memberikan karpet merah kepada investor, tapi harus di pantau dan harus tegas ketika ada regulasi yang memang itu dilanggar. Ketika izinnya belum keluar seharusnya tidak boleh melakukan aktivitas pekerjaan pembangunan, ketika itu dilakukan. Maka yang terjadi bakal ugal-ugalan dan ini sudah jelas aktivitasnya akan merusak lingkungan bahkan sosial masyarakat sekitar,” pungkas Cortis.

Cortis yang juga warga Desa Citeureup mengungkapkan, bahwa Desa Citeureup belum pernah merasakan banjir separah tahun ini, begitu adanya perkebunan Vanili walaupun aktivitasnya masih terbilang baru, tapi dampaknya sangat merugikan masyarakat.

“Ini benar-benar kondisi yang sulit untuk masyarakat Citeureup khususnya, karena dalam satu bulan ini bukan satu kali atau dua kali masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, karena ketika hujan turun maka air begitu cepat akan mengalir ke permukiman masyarakat,” lanjutnya.

Cortis juga mengatakan, hal ini disebabkan karena penebangan hutan yang ada di kawasan perkebunan Vanili, apalagi kawasan itu merupakan perbukitan jadi ketika hujan turun, maka air akan mengalir langsung ke pemukiman masyarakat karena sudah tidak adanya hutan untuk serapan air, Tutupnya.

Advertisement Space

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Wett

Matiin Adblock Bro!