Dorong Peluang Usaha, KKM 85 Untirta Adakan Seminar Pangan Lokal dan Kewirausahaan
SABBA.ID | Pandeglang – Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Kelompok 85 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mengadakan Seminar Pangan Lokal dan Kewirausahaan dengan mengusung tema Bangkitkan Semangat Ciptakan Peluang dengan Berwirausaha Berbasis Pangan Lokal di Desa Cilaban Bulan, Kecamatan Menes, Pandeglang. Minggu, (23/01)
Acara seminar ini dihadiri oleh Aparatur Desa Cilaban bulan, tokoh-tokoh masyarakat desa kemudian BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), Badan Permusyawaratan Desa Kelompok tani juga perwakilan karang taruna Desa Cilaban Bulan.
Ketua KKM Tematik 85, Iqbal mengatakan bahwa dengan diadakannya seminar ini agar masyarakat teredukasi dan terbuka pandanganya akan potensi daya pangan lokal juga daya jual dari hasil bumi di Desa Cilaban Bulan yang melimpah.
Melihat hasil bumi Desa Cilaban Bulan, mahasiswa yang tergabung dalam kelompok KKM ini mengajak untuk terus dikembangkan daya kreasi dan inovasi desa yang lebih produktif dan mampu mengelola sumber daya alam.
“Dengan adanya hasil bumi seperti Ubi yang melimpah selain padi, ini bisa dikelola menjadi produk lokal yang bagus, bukan hanya dijual mentah yang harganya lebih murah,” ujar Iqbal
Iqbal juga berharap kewirausahaan bisa mulai dikembangkan di Desa Cilaban Bulan ini melihat potensi Ubi yang subur dan melimpah, menjadi peluanh perekonomian untuk desa sendiri dan kesejahteraan masyatakat dalam hal pangan.
“Saya berharap selain mengembangkan pangan untuk masyarakat, Ubi disini bisa jauh bernilai tinggi jika mampu mengelola dari mulai peningkatan kualitas Uni, proses produksi, kemasan, dan pemasaran atau marketingnya,” tutup Iqbal
Hal senada juga disampaikan dalam seminar yang menghadirkan pegiat pangan lokal, Sarnata yang juga wirausahawan produk gula aren yaitu Arenta memberikan tanggapannya tentang potensi Desa Cilaban Bulan.
“Inovasi dan kreativitas kita sangat penting dalam mengikuti trend bisnis saat ini, Ubi disini bisa dikelola bukan hanya direbus atau digoreng saja melainkan bisa diproduksi dengan berbagai inovasi produk, seperti dijadikan bubur candir ubi ungu, bolu kukus ubi jalar, ubi krispi rasa coklat, dan klepon, ” Ungkapnya
Wirausahawan yang sudah bekerja sama dengan kurang lebih 135 mitra usaha ini memaparkan lebih kontras bagaimana strategi yang dibangun untuk menjalankan usaha dibidang pangan lokal.
Guna meningkatkan desa yang jauh lebih produktif dibidang pangan bahkan mampu memiliki penghasilan utama, maka kesadaran ekonomi pangan perlu kita pupuk dari sekarang.
“Menentukan modal, strategi bisnis, riset pasar dan mampu melihat nilai lebih suatu produk untuk ditonjolkan pada market yang lebih luas itu bisa menghantarkan bisnis lokal ini berkembang,” Pungkasnya.