CilegonKomunitasLebakPandeglangPemerintahPendidikanPolitikSerang

Gelar Dialog Publik; 4 Organisasi Refleksikam HUT Banten ke-23

Serang – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam beberapa organisasi diantaranya: Komunitas Soedirman30; Kumandang Banten PW Serang; PP Hamas; dan, Kumala PW Serang gelar dialog publik sebagai bentuk refleksi dan mengembalikan kembali ingatan sebagai Kampus Laboratorium Pergerakan di HUT Banten ke-23 di 4 Oktober mendatang. (27/09/23).

Dialog Publik yang dihelat dengan tema general “23 Tahun Banten?” menjadi menarik karena masih banyak sekali persoalan di Banten yang belum terselesaikan. Persoalan-persoalan fundamental seperti kemeiskinan sampai persoalan yang bersifat kejahatan luar biasa seperti kasus korupsi dikupas secara eksplisit oleh ke tiga narasumber yang sengaja didatangkan untuk memantik kembali semangat mahasiswa sebagai masyarakat _midle class_ dalam posisi tengah pada piramid rantai masyarakat, merangkul ke bawah berteriak ke atas.

Advertisement Space

Ke tiga narasumber yang didatangkan berasal dari anasir yang berbeda-beda. Pertama menghadirkan Bung Aeng sebagai Aktivis Pena Masyarakat; Bung Adi sebagai Akademis dari Sanggabuana Institite; dan, Bung Nedi Suryadi sebagai pengamat kebijakan publik.

Bung Aeng yang diberi ruang bicara pertama menyampaikan bahwa, terjadi paradoks antara lapangan pekerjaan dengan kemiskinan masyarakat.

“Terhitung menurut data dari riset kami terdapat hampir 15.000 industri yang ada di Banten untuk dihadapkan pada 13.000 masyarakat Banten. Tapi pada sisi realitas yang terjadi, Banten hari ini masih menjadi provinsi yang masih banyak persoalan terutama faktor kemiskinan yang tentu berawal dari  pekerjaan yang sulit didapatkan, harusnya secara hitung-hitungan matematis angka 15.000 industri bisa mensejahtetakan masyarakat  atau tidak ada lagi data pengangguran
dari kecukupan pekerjaan yang harusnya bisa diterima oleh masyarakat Banten.”

Di lain sisi, Bung Adi sebagai akademis dari Sanggabuana Institute menyampaikan lebih banyak soal kondisi pendidikan sebagai hal yang fundamental dalam membangun Provinsi Banten yang berkemajuan.

“Harus disadari bahwa pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental untuk membangun provinsi Banten yang kita tinggali ini. Adanya penyebutan Banten sebagai provinsi yang dikategorikan sebagai provinsi paling tidak bahagia, inipun berakar pada pendidikan yang tidak merata.”

Pada forum yang sama, Nedi Suryadi sebagai pengamat kebijakan publik lebih banyak menyampaikan dan menggelorakan kembali semangat gerakan mahasiswa atas keresahannya, karena mengingat mahasiswa selalu punya andil dalam membangun Indonesia.

Advertisement Space

“Berangkat dari pikiran saya pada gerakan mahasiswa hari ini, saya merasakan situasi yang damai padahal secara letak geografis kampus UIN Banten dengan pusat pemerintahan Provinsi Banten bersebrangan Tapi kenapa bisa berdampingan, maka pada forum ini saya cukup mengatakan bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan manusia melawan lupa, salah satu cara kita untuk tidak lupa adalah melawan perjuangan. Maka forum ini adalah forum yang mencoba mengembalikam ingatan bahwa mahasiswa selalu punya andil dalam membangun peradaban di Indonesia.” Tandasnya.

Sebagai penutup, dialog publuk ini menjadi pemantik untuk menyalakan kembali sumbu api yang padam yang diinisiasi oleh 4 organisasi yang berkomitmen dalam gerakan sebagai teman masyarakat untuk merespon dan menjadi pengingat atas kebijakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Show More

Redaksi

Teruntuk pembaca setia Sabba “Semua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna” (Pramoedya Ananta Toer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Wett

Matiin Adblock Bro!