Tangerang – Musyawarah Cabang ( Muscab) Ke-2 HMI (p) Kabupaten Tangerang secara resmi dibuka pada 6 Desember yang bertempat di Kitri Bakti Curug Kabupaten Tangerang, kegiatan tersebut direncanakan selsai pada tanggal 8 Desember 2024 sekaligus melakukan pemilihan formateur Ketua Umum HMI Cabang (p) Kabupaten Tangerang tahun 2024/2025 sempat di warnai WalkOut dan di tunda walau pada akhirnya di lanjut kembali.
Dalam Muscab kali ini terdapat 2 Kandidat calon formateur yang berkontestasi di pemilihan calon Ketua Umum HMI Cabang (p) Kabupaten Tangerang yaitu M Akmal Al-Mulk dari Komisariat Insan Pembangunan dan Abdul Azis dari komisariat STIE Putera Perdana Indonesia.
Muscab kali ini banyak sekali catatan yang menjadi pertimbangan mengapa Musyawarah Cabang (Muscab) Ke-II ini perlu Ditinjau ulang karena banyak kejanggalan yang terjadi dan kekeliruan di dalamnya, saat prosesnya ada intimidasi serta manuver pihak selain peserta yang mengupayakan intervensi terhadap jalannya mekanisme musyarawah cabang ini.
Ditemukan Fakta bukan anggota HMI tapi bisa masuk forum
Beberapa Pekan Pasca Muscab, ditemukan bukti bahwa terdapat ±9 orang peserta Musyawarah Cabang bukan merupakan anggota HMI, dikarenakan belum mengikuti Latihan Kader (LK1).
Hal tersebut sudah menabrak aturan kontitusi dan Anggaran Rumah Tangga HMI yang termaktub dalam pasal 14 ayat 4 “peserta Konfercab/Muscab adalah anggota HMI” Menurut Pandangan Penulis Sendiri Hal ini sangat menciderai Konstitusi.
OC DAN SC dari awal terlihat tidak netral.
Dalam musyawarah cabang(muscab) kali ini Panitia baik SC maupun OC sangat terlihat keberpihakannya kepada salah satu paslon ini dibuktikan dari awal bermulanya muscab ketika penulis menanyakan mekanisme penentuan peserta penuh dan peninjau mereka menjawab semuanya penuh dan selalu menarasikan musyawarah cabang ini langsung ke dalam one man one vote sehingga ini cukup membuktikan bahwa kemana arah forum ini akan di bawa itu terlihat jelas.
Sc berupaya untuk melakukan upaya upaya yang sistematis dalam rangka memenangkan salah satu calon dalam pemilihan Formateur HMI Cabang (p) Kabupaten Tangerang.Saat jalannya Pleno 1 Pimpinan sidang sementara yang ditunjuk oleh SC juga terkesan membuka ruang kepada salah satu paslon lebih di untungkan, sebagai contoh Pada saat pembacaan tartib di pasal 3 ayat 1 itu sudah di sahkan bahwa peserta muscab terdiri dari peserta penuh dan peninjau namun dalam realita di lapangan pimpinan sidang sementara justru selalu berupaya menahan pengesahannya dan bahkan sampai di PK kembali dengan narasi penghapusan peserta peninjau sehingga ini membuka celah salah satu paslon di untungkan dengan adanya one man one vote padahal seharusnya muscab ini ada mekanisme utama dalam pemilihan calon ketua umum yaitu musyawarah komisariat terlebih dahulu.
Yang lebih tidak masuk akal adalah upaya memasukan peserta yang dilakukan oleh salah satu panitia OC, dimana ia membawa peserta yang belum memiliki surat mandatoris dari komisariat namun ia bisa memilih dan menggunakan nama orang lain agar ia bisa memilih.
Padahal seharusnya OC ini fokus kepada pelaksanaan muscab kali ini bukan justru mensiasati politik kotor.Muscab sempat di warnai WalkOutDi hari pertama sudah terlihat jelas dinamika yang terjadi di dalam forum mulai dari sidang pleno 1 sampai pleno 4 merupakan hal yang normal dalam sebuah forum yang melibatkan banyak orang.Namun yang sangat di sayangkan adalah adanya perencanaan yang sistematis yang dilakukan oleh Steering Commite (SC) untuk memenangkan salah satu kandidat.
Berjalannya forum walaupun dengan dinamika yang tegang masih bisa di atasi dan juga tetap berjalan sampai puncaknya saat di pleno 4 untuk pemilihan calon ketua umum itu ada mekanisme yang tidak di jalankan oleh pimpinan sidang seharusnya dalam Proses Pemilihan Calon Ketua Umum itu dilakukan pertama adalah dengan cara Musyawarah, seharusnya ini di kembalikan ke Komisariat namun hal ini tidak dilakukan justru langsung ke tahap kedua yaitu Lobby kandidat yang berujung tidak menemui titik terang.
Hingga akhirnya Pimpinan Sidang mengarahkan untuk voting , berjalannya waktu voting dilakukan ternyata ada cara cara yang tidak seharusnya dilakukan yaitu proses intimidasi dan intervensi guna memenangkan calon tertentu.
Sebagai gambaran Teman teman dari kampus UCA yang masih tergabung dalam Komisariat Komiti seharusnya diberi kebebasan dalam memilih diagenda muscab kali ini bukan justru mendapat ancaman yang arahnya adalah pembatasan untuk di mekarkan dengan dalih harus sejalan dan jangan membelok padahal pemilihan ini dalam rangka memberikan kesempatan kader hmi cakata untuk memilih calon ketum umum yang diinginkan.
Memang Uca ini ingin memekarkan sebagai komisariat persiapan dan berdiri sendiri yang seharusnya di support justru menjadi celah mereka dalam mencari dukungan.
Hingga pemilihan selsai dari pihak UCA sendiri belum ada yang berani bersuara, sehingga ketika ada yang berani bersuara hal ini menyebabkan kondisi tegang dan memanas.tindakan ini seharusnya diapresiasi karena mereka berani berbicara melawan cara cara kotor dan intimidasi.
Hingga pukul 10.00 pagi di hari minggu peserta mulai kelelahan dan masa mulai tidak kondusif karena banyak yang pulang serta meninggalkn forum hingga akhirnya 2 komisariat penuh yaitu insan pembangunan dan STIE PPI melakukan Walkout karena tidak menemui titik temu serta sangat menyayangkan adanya banyak kejanggalan yang terjadi dan sangat kecewa dengan muscab kali ini karena politik politik kotor yang dilakukan.
Banyak elemen bukan peserta yang terlibatseharusnya forum muscab kali ini menjadi pembelajaran untuk adik adik komisariat dalam berdinamika dan berorganisasi.
Bukan justru melakukan banyak intervensi ataupun masuk terlalu dalam yang bukan ranahnya biarkan saja dinamika ini berjalan dengan alur yang murni dan juga mengalir seperti air.
Harapan Penulis Seharusnya agenda muscab kali ini adalah sebagai sarana dan wadah belajar berdinamika yang baik, bukan dikotori dengan cara cara yang terkesan ugal ugalan atau justru premanisme.
Jadikan pula agenda muscab kali ini sebagai ajang pertarungan gagasan dan narasi untuk cakata lebih baik kedepan seperti apa karena sebetulnya itu yang sangat dibutuhkan mengingat cakata saat ini merupakan cabang yang baru berdiri, dimana eksistensi dan juga perhatian terhadap perkaderan sangat diperlukan.
Jadikan pula agenda muscab kali ini sebagai sarana silaturahmi antar anggota HMI Secabang Kabupaten Tangerang,serta refleksi kepada kita bahwa kegiatan hmi tidak hanya saat MUSCAB saja yang hadir tapi juga yang sifatnya perkaderan juga harus terlibat aktif.
Penulis berharap Hal hal seperti ini tidak diterapkan kedepannya karena Cabang Kabupaten Tangerang ini masih seumur jagung apabila hal ini masih terjadi maka akan mengakar.
Terakhir penulis berharap konstitusi ditegakan dengan baik, jangan karena ingin merebut kekuasaan dan kepentingan sampai mengorbankan organisasi dan menabrak konstitusi.Muhammad Yunus anggota hmi cakata.