Ruang TokohSerangTerkini

Political Clowns In University of Islam Negeri Banten

SABBA.ID | Badut adalah suatu wujud perumpamaan bentuk yang di landasi oleh kerja-kerja penghibur untuk membuat lelucon jenaka. sampai nantinya membuat orang yang di hadapannya terhibur sampai mungkin tertawa terbahak-bahak.

Manifestasi dari badut ini, kemudian di ambil oleh beberapa Mahasiswa Universitas Islam Negeri Banten untuk beradu ritme dalam konstestasi Politik yang hari ini di selenggarakan di kampus.

Advertisement Space

Bertema kan PUM (Pemilihan Umum Mahasiswa) yang di naungi oleh KPU U (Komisi Pemilihan Umum Universitas) permulai tanggal 7 Februari di mulai lah, pertarungan gagasan, ide dan retorika untuk mendapatkan instrumen kursi yang tersedia.

Ajang tahunan yang seharusnya menjadi ajang pembuktian diri serta pembelajaran untuk mempersiapkan serta, membentuk karakter Mahasiswa yang sesuai dengan Tri Darma perguruan tinggi, malah menjadi tempat perlombaan Stand Up komedi.

Mereka yang terlibat dalam PUM ataupun yang terbawa euforia seakan akan berlomba menunjukkan sisi kejenakaan untuk sebagaimana menarik minat massa banyak untuk mendapatkan eksistensi. Dengan cara menampilkan diri sebagai Badut.

Sebelum dimulai nya pelaksanaan PUM pertanggal 7 Februari, ada dari sebagian sisi Mahasiswa yang di sebut pengangguran organisasi. Mereka ini adalah Mahasiswa semester akhir yang selalu ada di sudut pojok universitas yang selalu berbicara nyaring mengenai situasi Kampus, seakan akan mengetahui semua yang terjadi dalam ranah universitas. Bahkan tak jarang mereka mengumpat personal atau organisasi yang mengikuti kontestasi politik.

Di sisi lain ada organisasi yang menghalalkan berbagai cara untuk meraih dan meningkatkan elektabilitas pasangan calonnya dengan cara yang terbilang anti mainstream, yang paling terbaru adalah issu tentang pengambilan kartu perpus atau kartu tanda Mahasiswa (KTM) yang dimobilisasi oleh personal untuk kepentingan partai “Organisasi” dari akademik Jurusan.

Tak berhenti kita di buat tertawa dan menggelengkan kepala, Komisi Pemilihan Umum Universitas (KPU U) dalam berita acara yang di rilis, melakukan kesalahan penginputan data yang tersebar, hal hasil salah satu calon Dema Universitas yang mendapat IPK sebesar 2,59 berhasil dinyatakan lolos persyaratan. Ini tentu menyalahi aturan prosedur yang tertuang dalam keputusan Menteri Agama (KMA) yang mewajibkan standar IPK sebesar 3,25, penulis pun tidak tahu yang mana berita acara yang fix. Karena sampai penulis menulis opini ini tidak ada kabar lebih Lanjut dari KPU U.

Advertisement Space

Tidak terselenggaranya PUM yang systemik, di perparah dengan. Kondisi bahwa hari ini minat mahasiswa yang mengikuti kontestasi politik di tahun tidak punya daya saing sebagai salah satu manusia paling beruntung yang mengeyeam pendidikan tinggi. Ini di buktikan dengan banyak nya bakal calon ketua internal yang tidak lolos verifikasi dan akhirnya membuat beberapa jurusan mengalami aklamasi.

Jenaka memang kalau kita membedah secara objektif berbagai permasalahan yang hari ini melanda salah satu universitas Islam negeri di Banten, di sisi lain kita akan terus di buat tertawa dan menggelengkan kepala kita, di sisi lain ini menunjukkan kualitas taraf yang kita punya. Akhirnya timbul beberapa pertanyaan dalam benak penulis, kalau ada satu hal yang bisa di tanya oleh mereka yang sedang dalam ajang lomba lari maraton yang melelahkan dan mengeluarkan cost yang tidak sedikit di PUM ini, yaitu.

Pum ini untuk siapa ?

Penulis : Syahrizal S Shaifana

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Wett

Matiin Adblock Bro!