Sekcam kecewa, Mediasi Antar Warga dan Kades Toposo Berakhir Ricuh
(foto : Arif/Sabba.id)
Donggala,Sabba.id- Mediasi yang diinisiasi oleh pihak kecamatan Labuan atas perseteruan yang terjadi antara sejumlah warga Desa Labuan Toposo dengan Kadesnya berakhir ricuh. Kericuhan terjadi saat mediasi berlangsung di kanto Desa Labuan Toposo, Sabtu (7/10/2023).
Mediasi tersebut dilakukan buntut dari aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah warga Labuan Toposo yang menuntut kadesnya untuk dicopot karena dianggap tidak menjalankan pemerintaha dengan baik. Namun dalam mediasi tersebut terjadi kericuhan setelah kepala desa menjelaskan jawaban atas tuntutan warga.
Sekertaris Kecamatan (Sekcam) Labuan, Andi Waris yang turut ikut dalam mediasi menyayangkan kericuhan yang terjadi tersebut. Menurut Andi Waris, Pihak Kecamatan telah berniat baik dengan mengambil inisiatif memediasi persoalan tersbut.
“saya selaku pribadi menyayangkan kericuhan itu. Kami pihak kecamatan sebenarnya menginginkan persoalan ini dimusyawarahkan dengan baik,” kata Andi Waris saat dikonfirmasi oleh Sabba.id.
Andi Waris menjelaskan, awal mula kericuhan itu terjadi saat Camat mempersilahkan kepada kades toposo untuk memberi tanggapan dan penjelasan atas tuntutan warga.
“tapi belum selesai kades menanggapi tuntutan tersebut, sejumlah warga mencoba menghentikan penjelasasan kades dengan berkata, ‘sudah tidak usah dilanjutkan itu’. Dari situ kericuhan pun terjadi,” jelasnya.
Melihat situasi yang sudah tidak kondusif, Lanjut Andi Waris, ia pun memutuskan untuk mengajak Camat untuk Pulang, karena menrutnya dengan kericuhan ini berarti mereka (warga yang ricuh) tidak ingin untuk dimediasi.
“jadi saya langsung ajak pak camat untuk pulang, karena saya tidak mau pimpinan saya kenapa-kenapa juga disitu,” katanya lagi.
Sehubungan dengan persoalan ini, Andi Waris mengatakan dalam waktu dekat sudah merencakan akan berkordinasi dengan Dinas PMD.
“tapi saya harus komunikasikan dulu ini dengan pak camat, kalo memungkinkan, ya, kami tentu akan koddinasi ke dinas PMD,” katanya.
Sementara itu Camat Labuan, Arifin mengaku menyangkan juga terjadinya kericuhan tersebut. Camat mengatakan bahwa dirinya sudah menindak lanjuti tuntutan mereka, namun sangat disayangkan saat mediasi dilakukan justru mereka sendiri (pihak penuntut) yang membuat kericuhan.
Camat melanjutkan, bahwa terkait tuntutan warga untuk memberhentukan kepala desa itu tidak serta-merta dapat dikabulkan sebab ada sejumlah mekanisme yang harus dilakukan, diantaranya harus ada pembuktian atas tuntutan tersebut.
“berkaitan dengan tuntutan pemberhentian kepala desa itu, harus BPD yang mengusulkan atas aspirasi masyarakat. Jadi mekanismenya itu, BPD harus mengadakan rapat dan harus kourum, kemudian hasil dari rapat tersebut diputuskan apakah perlu memberhentikan kepala desa atau tidak dengan dibuktikan atas tanda tangan setidaknya 50%+1 dari keseluruhan anggota BPD,” kata Camat Labuan.
Menurut camat Labuan, dalam hal tuntutan warga ini sebetulnya sudah benar dalam menyampaikan aspirasinya. Namun kata Dia, perlu juga untuk mengikuti mekanisme yang sudah ditentukan.
“kecuali kepala desa ini berurusan dengan pelecehan dan korupsi, itu langsung bisa diberhentikan, tapi kalo seperti ini harus dibuktikan dulu,” ujarnya.
Camat berharap agar persoalan ini tidak semakin besar dan segera menemui solusi yang baik.
“saya berharap baik dari pihak penuntut maupun kepala desa memiliki kesadaran untuk bagaimana desa itu berjalan aman dan tentram seperti desa-deda lain,” tandasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya diberitakan, pada Selasa 26 september 2023, puluhan warga Desa Labuan Toposo melakukan aksi demonstrasi di depan kantor kecamatan Labuan. Warga menuntut agar kades dicopot. (Arf)