SABBA.ID | Serang – Kamis, 28 Oktober 2021 himpunan mahasiswa waringinkurung mengadakan gerakan aksi refleksi dalam memperingati hari sumpah pemuda yang bertepatan di depan kantor kecamatan waringinkurung.
Selain adanya orasi-orasi yang di sampaikan oleh orator, Himawar juga mengadakan teatrikal yang mendeskripsikan kondisi pemuda dan masyarakat hari ini.
Dalam kesempatan ini himpunan mahasiswa waringinkurung membawakan grand isu yaitu “Pemuda Eksis Pemerintah Apatis”.
Tentunya tema besar ini berawal dari kegelisahan pemuda dan mahasiswa khususnya serta masyarakat pada umumnya yang merasa bahwa pemerintah selaku pemangku kebijakan belum mampu menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
Ichwanudin selaku kordinator lapangan (korlap) aksi ini menyatakan Pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan, baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemudanya. Karena merekalah yang akan menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala konteks kehidupan.
Faedullah selaku sekretaris umum memberikan pernyataan bahwa pemuda sedang tidak baik-baik saja. Banyak masalah-masalah mengenai pemuda yang sedang terjadi. Permasalahan pertama tentunya mengenai jumlah pemuda pengangguran yang masih banyak, apakah pemerintah selaku pemangku kebijakan sudah memberikan fasilitas untuk kemajuan pemuda? Ataupun pelatihan-pelatihan untuk pemuda yang masih pengangguran?? Jika pemuda tidak mempunyai skill yang lebih, seharusnya pemerintah memberikan pelatihan untuk peningkatan skill para pemuda. Tidak hanya program-program yang diadakannya saja, tetapi pemerintah seharusnya mengadakan tindak lanjutnya agar program itu berjalan.
Sementara itu ketua umum HIMAWAR periode 2021-2022 Naufal Rohman mengatakan “dalam UU No 40 tahun 2009 tentang kepemudaan memuat pengaturan mengenai segala aspek pelayanan kepemudaan yang berkaitan dengan koordinasi dan kemitraan, prasarana dan sarana, dan organisasi kepemudaan. Selain itu juga memuat pengaturan mengenai peran serta masyarakat dalam pelayanan kepemudaan, pemberian penghargaan, pendanaan serta akses permodalan bagi kegiatan kewirausahaan pemuda secara terencana, terpadu, terarah, dan berkelanjutan.” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan “sebagai individu yang hidup di era revolusi industri 4.0 yaitu upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, dimana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama. Perkembangan teknologi digital telah memudahkan masyarakat dalam mengakses internet.” Imbuhnya.
Ibu warnerry Poetry selaku camat kecamatan waringinkurung pun hadir ditengah-tengah aksi refleksi yang di selenggarakan himpunan mahasiswa waringinkurung dan ia memberikan pernyataan bahwa dengan adanya aksi pada hari ini semoga pemuda waringinkurung mengerti arti esensi sumpah pemuda bahwa para pemuda harus bersatu membangun negara menjadi negara yang besar bagaimana caranya? Sebagai pemuda harus secara serius menggali ilmu untuk bekal menjadi pemimpin kelak, karena pemuda adalah penentu masa depan bangsa. (Rls)