PandeglangPendidikanTerkini

Ini Pesan Untuk Pemkab! Ponpes As-Syifa Gelar Pertunjukan Teater di HUT RI ke-78

Pandeglang – Pondok Pesantren as-Syifa beri pesan kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang di HUT RI ke-78 dengan pementasan teater dengan judul “KEPUH.” Kamis, 17 Agustus 2023.

Perayaan HUT RI ke-78 berjalan dengan khidmat yang dihadiri oleh ratusan santri dan beberapa masyarakat. Pertunjukan teater yang dipentaskan oleh santri-santri ponpes as-Syifa mengambil persoalan lingkungan, terkhusus persoalan sampah yang belum bisa diatasi oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang.

Advertisement Space

Beberapa pekan terakhir, Pandeglang dihebohkan oleh grup asal Jawa Barat bernama Pandawara yang ikut memviralkan persoalan penumpukan sampah yang diberi peringkat satu sebagai pantai paling buruk dan kotor di Indonesia, tepatnya di Teluk-Labuan.

Issu ini kemudian direspon oleh santri-santri di ponpes as-Syifa yang mengambil sample persoalan penumpukan sampah di TPA KEPUH-Pandeglang yang dibangun dengan konflik dua orang yang dihidupi dan disakiti oleh sampah.

Salah satu perwakilan tim produksi teater ArtJuna, Tb. Ahmad Fauzi memyampaikan bahwa, pertunjukan ini adalah sebagai jembatan penyampai bahwa persoalan sampah seminimalnya harus tumbuh dari kesadaran pribadi menuju kelompok, dan lebih dari itu sinyal bagi pemerintah setempat atas persoalan sampai yang akut.

“Di HUT RI ke-78 ini, kami coba mengangkat persoalan sampah yang hidup berdampingan dengan kita, pertujukan ini berisi pesan bahwa kita secara pribadi harus mulai menumbuhkan kesadaran tentang menjaga lingkungan, terlebih di lingkungan Ponpes as-Syifa menjadi satu lingkunban yang harapannya sadar akan pentingnya menjaga lingkungan yang menjadi bagian dari kemerdekaan ekologis. Selain itu, pesan pertunjukan menjadi sinyal bagi pemerintahan setempat yang terlihat acuh pada persoalan sampah ini.” Katanya.

Ia pun berharap, petrtunjukan ini bisa berimbas pada kesadaran kolektif akan peduli lingkungan dan menggambarkan bahwa kesenian juga bisa hidup di lingkungan pondok pesantren.

“Saya berharap pertunjukan teater ini menjadi satu hal positif dan membangun kesadaran kolektif seminimalnya dalam lingkungan ponpes, juga menyampaikan kepada khalayak umum bahwa kesenian bukan saja tumbuh dan hidup pada kelompok pegiat kesenian, tapi pondok pesantren juga menjadi satu tempat bahwa kesenian sebagai media penghabar keresahan sosial bisa tumbuh dan hidup.” Tandasnya.

Advertisement Space

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Wett

Matiin Adblock Bro!