Selamatkan Demokrasi dengan Memperkuat Ideologi Partai
Sebaliknya, sosialisme berkeyakinan bahwa kemakmuran ekonomi dan kedaulatan politik yg sesungguhnya hanya bisa dicapai secara bersama-sama dan itu berarti individu harus tunduk kepada kepentingan kolektif. Kepentingan kolektif, negara, berdiri di atas semua kepentingan anggota-anggotanya. Tentu saja ada spektrum yang luas pada kedua ideologi tersebut, bahkan ada kombinasi keduanya. Begitu juga, tak terhitung jumlah kombinasi antara salah satu atau kedua ideologi tersebut dengan ideologi lain, termasuk dengan agama.
Makanya di Amerika Serikat yang semuanya menganut liberalisme/kapitalisme, sebagian anggota Partai Demokrat misalnya, juga punya ‘nuansa’ sosialis. Ketika kapitalisme menjadi ideologi arus utama di tengah masyarakat, sosialisme bisa digunakan sebagai cap untuk menjatuhkan seseorang, atau sebaliknya, kekuatan untuk mengangkatnya. Obama dituduh sosialis oleh kaum Republikan yang ingin menjatuhkannya, Bernie Sanders dan Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) ‘mengaku’ sosialis untuk meraup dukungan kalangan tertentu. Padahal dua-duanya, ya, kapitalis juga. Katakan saja Partai Republik itu kapitalis puritan atau konservatif, sedangkan Partai Demokrat itu kapitalis liberal.
Meski sama-sama kapitalis, arah kedua partai itu berbeda tajam dalam banyak kebijakan publik yang penting: pendidikan, asuransi kesehatan, pajak, kepemilikan/kontrol senjata, lapangan pekerjaan, imigrasi, dll. Perbedaan yang tajam itu timbul sebagai akibat dari perbedaan corak ideologi, meski masih sama-sama kapitalisme. Masing-masing punya kompas moral yang berbeda dalam melihat kenyataan dan merancang kebijakan.