SABBA.ID | Serang – Rabu (8/12) berlangsung unjuk rasa sejumlah aktivis yang tergabung dalam Korps HMI Wati (Kohati) Komisariat STAIKHA di depan kampus Sekolah Tinggi Agama Islam K. H Abdul Kabier (STAIKHA) Serang. Kubang petir.
Puluhan aktivis perempuan ini menyampaikan aspirasi dengan mendesak para penegak hukum untuk menindak tegas para pelaku kekerasan seksual yang terjadi di Provinsi Banten. Berdasarkan pantauan di lapangan, aksi demonstrasi dimulai sekitar pukul 13:00 Wib dengan menggelar orasi secara bergantian.
Koordinator lapangan (Korlap), Shofiatul Masfufah kerap dipanggil Shofi mengatakan, berkaca pada maraknya kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi akhir-akhir ini, menjadikan fokus perhatian khusus bagi Kohati Staikha karena merupakan musuh bersama yang harus dilawan dengan kekuatan kolektif
“Kami khawatir, bilamana kasus kekerasan seksual ini terus terusan terjadi di Indonesia, perempuan menjadi target kehausan birahi, maka niscaya kita tinggal menunggu kehancuran negri ini. Karena perempuan merupakan ibu kandung peradaban. Dari Rahim perempuan akan melahirkan generasi-generasi pemimpin bangsa yang akan melanjutkan estafeta keberlangsungan negri” ujar Shofi.
Sofi juga menilai, di sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi saat ini seakan menjadi fasilitas bagi predator (pelaku kekerasan seksual) dalam memuaskan birahinya.
“Seperti beberapa kasus pelecehan yang terjadi yang justru mencoreng institusi pendidikan.
Setidaknya di tiga tahun terakhir sejak tahun 2017 terdapat jumlah kasus kekerasan seksual sekitar 2.290 kasus, hal ini merupakan wujud yang memprihatinkan.” Terang Shofi.
Terakhir dirinya menyinggung soal RUI-PKS untuk segera disahkan, dan meminta kepada institusi penegak hukum agar menindak tegas pelaku kejahatan seksual.
“Segera sahkan RUU-PKS, tindak tegas pelaku kejahatan seksual serta mendorong institusi pendidikan dan berperan aktif dalam mensosialisasikan bahaya kekerasan seksual” Tandasnya.
